Monday, January 31, 2011

Tunisia - Kepulangan Sheikh Rachid Al-Ghannushi


Sheikh Rachid al-Ghannushi, ulama pejuang dan revolusioner Tunisia yang juga pemimpin Partai Islam Ennahdhah akhirnya kembali ke negaranya setelah berada di pengasingan selama 20 tahun. Sheikh al-Ghannushi direncanakan tiba di Tunisia, 30 Januari ini. Hussein Jaziri, wakil partai Ennahdhah dalam sebuah statemen menyatakan, Sheikh akan berada di Tunisia bukan dalam rangka untuk merebut kekuasan tapi sebagai warga negara biasa yang berperan dalam menjembatani antara berbagai kelompok yang aktif di Tunisia. 
 
Ditambahkannya bahwa al-Ghannushi akan ikut berupaya menegakkan kebebasan dan demokrasi di negara ini. Di masa rezim Ben Ali, pemerintah melarang aktivitas Partai Islam Ennahdhah sebagai partai politik. Kini, setelah rezim Ben Ali tumbang, Ennahdhah akan kembali aktif di panggung politik. Jaziri mengatakan, partai Ennahdhah akan menggelar musyawarah nasional dalam beberapa bulan mendatang. Namun demikian, al-Ghannushi tidak berpikir untuk mencalonkan diri sebagai ketua partai. 

Dalam wawancara dengan sebuah saluran televisi Perancis, Sheikh Rachid al-Ghannushi mengungkapkan rencananya untuk menyerahkan kepemimpinan partai Ennahdhah kepada generasi baru. Menurutnya, tidak ada keharusan bagi dirinya untuk tetap berada di pucuk pimpinan partai. Sebab menurutnya generasi muda Tunisia memiliki kecakapan, kemampuan dan kesiapan yang lebih besar untuk memajukan partai ini mencapai cita-citanya. 

Tahun 1981, mengikuti langkah Ikhwanul Muslimin, Sheikh Rachid al-Ghannushi membentuk partai Ennahdhah al-Islamiyah. Tahun 1989 partai ini mengikuti pemilihan umum dan berhasil merebut 17 persen suara. Menyusul keberhasilan ini rezim Zine El Abidine Ben Ali yang menjalankan pemerintahan dengan tangan besi menumpas kader-kader utama partai Ennahdhah dan melarang aktivitas partai ini. 

Tahun 1992, Rachid al-Ghannushi dan sejumlah orang dekatnya dijerat tudingan makar dan pasal subversif. Mereka diadili secara in absentia dan divonis penjara seumur hidup. Kini, menyusul amnesti umum kepada tahanan politik, Sheikh al-Ghannushi adalah salah satu pejuang dan tahanan politik yang menemukan nuansa baru dalam dunia politik Tunisia. 

Banyak kalangan yang menyebut al-Ghannushi sebagai orang terkuat untuk memimpin dan merampungkan gerakan revolusi rakyat Tunisia. Tak heran jika rencana kepulangan tokoh pejuang ini dinantikan dan dielu-elukan oleh rakyat di negara itu. Adanya figur seperti al-Ghannushi akan menjadi menerang arah dalam revolusi Tunisia. (IRIB/AHF/SL)


Sumber: IRIB

No comments:

Post a Comment